DETIKEXPOSE.COM, BINTAN–
Penutupan Tambang Pasir di Galang Batang, di kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri yang diduga tidak memiliki izin, beberapa minggu yang lalu. Sangat berdampak ke sejumlah mantan pekerja warga lokal. akibat penutupan ini warga menjerit tidak ada lapangan pekerjaan, dan tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga buat sekolah dan maupun kebutuhan sehari-hari.
Keluhan warga dan jeritan yang di alami ratusan warga mantan karyawan tambang pasir tersebut, karna tidak dapat bekerja sementara kebutuhan sehari-hari buat keluarga dan anak-anak yang masih sekolah, meningkat baik itu jajanan yang akan berangkat sekolah dan maupun kebutuhan lainnya, demikian di sampaikan warga yang tidak mau di tulis namanya Kepada Detikexpose.com melalui percakapan telepon selulernya, Jum’at ( 24-01-2020).
Dia menjelaskan, “sebenaranya kami sebagai warga tidak kami permasalahkan bila tambang pasir tempat kami mencari sesuap nasi di tutup, asalkan pemerintah mencari solusi untuk kami, jangan langsung di tutup solusinya juga tidak ada.
Apakah kami ini di anggap sebagai apa..? Kami manusia yang butuh hidup, bukan mencari kaya, kami bekerja di tambang pasir itu, hanya cukup-cukup kebutuhan makan sehari-hari buat anak-anak dan istri, kalau seperti sekarang ini, kami tidak bekerja kami kasih apa untuk keluarga, pemerintah harus mencari solusi untuk kami, Tolong kami pak Bupati perhatikan nasib kami.
Menurutnya, tambang pasir rakyat yang selama ini berjalan di Galang Batang sudah berpuluh tahun ada, bukan hanya baru sekarang ini berjalan, kami minta ke pemerintah Kabupaten Bintan perhatikan nasib kami sebagai pekerja dan warga lokal, kasi ijin atau rekomendasi agar kami dapat bekerja kembali hanya untuk menghidupi keluarga.
Dia menambahkan, adanya pertambangan pasir ini, kami sangat terbantu dapat bekerja dan dapat memenuhi keperluan kebutuhan hidup sehari-hari tercukupi, bukan saja hanya itu, masyarakat juga yang membutuhkan pasir yang hanya untuk rehab rumah atau kebutuhan yang hanya sedikit dapat terbantu, tanpa harus membeli banyak.
Kalau ini semua di tutup kami tidak tau kami harus berbuat apa, kami ini masyarakat yang tidak memiliki pendidikan tinggi, yang kami punya hanya tenaga dan ada kemauan untuk bekerja.” Ungkapnya. ( Herman )