Oleh : Firman Jaya Daeli
DETIKEXPOSE.COM, JAKARTA– Owo Voice Nias (OVN) menyelenggarakan sebuah acara seni dan budaya yang dikemas dengan santai dan familiar namun ditampilkan secara kredibel dan profesional. Acaranya berwarna dan bertajuk Kebudayaan, yang ditandai dan dimaknai dengan pertunjukan dan penampilan sejumlah jenis dan wujud atraksi seni dan budaya. Acara kebudayaan ini disebut “Lailo 12” (Lailo Ke-12), yang dengan penyebutan ini menunjukkan bahwa OVN sudah menggelar acara Lailo sebanyak duabelas (12) kali sejak OVN terbentuk dan berdiri.
OVN menggelar perhelatan Lailo 12, Minggu, 7 Juli 2019 di Gedung Kesenian Miss Tjitjih Theatre, Jakarta, dengan tema : “Saohagolo – Mohon Doa Restu”. Ratusan orang atau hampir seribuan warga masyarakat Kepni yang bertempat tinggal di kawasan Jabodetabek, Bandung-Jabar, Jateng, Yogyakarta-DIY, Jatim, dan bahkan dari kawasan Kepni dan sejumlah kota dari daratan Sumatera, dan lain-lain datang menghadiri acara.
Jumlah hadirin yang mengikuti, menyaksikan, menonton, dan menikmati suguhan berbagai pementasan acara relatif banyak. Tidak sedikit hadirin yang berdiri di sekitar ruangan di dalam gedung bahkan masih banyak lagi yang berada meluber berdiri dan duduk sampai di luar ruangan namun tetap berada di dalam lingkungan Gedung Kesenian Miss Tjitjih Theatre.
Gedung ini merupakan aset Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, yang diresmikan oleh Presiden RI Hj. Megawati Soekarnoputri pada awal tahun 2000-an.
Penyelenggaraan acara berjalan lancar, dinamis, dan kreatif, juga berhasil sukses. Aura kebersahajaan dan kebajikan positif acara ; dan suasana kebatinan dan kejiwaan positif kegiatan sejak awal memang sudah tampak dan terasa.
Mungkin perihal ini disebabkan keberadaan OVN selama ini yang senantiasa selalu teguh mengutamakan dan mentradisikan nuansa kesenian dan kebudayaan semata tanpa diganggu dengan percik-percik protokol seremonial ; dan tanpa dirusak dengan niat, motif, dan kepentingan personal individual. OVN sangat mengedepankan “kesucian dan kemurnian” keseluruhan program dasar dan kegiatan aksi serta komunitas OVN.
Prinsip etik dan dasar moral kultural ini sudah berkembang dari dahulu dan sedang bertumbuh segar sampai sekarang serta mesti seterusnya berlanjut dan membudaya. Prinsip dan dasar ini harus selalu ditegakkan karena merupakan hakekat pertaruhan kepercayaan dan pengujian keyakinan publik (masyarakat, bangsa, dan negara) untuk mendukung, menggerakkan, dan menggelorakan pemajuan kesenian dan pembangunan kebudayaan Kepni. Dan juga menjadi inti pertaruhan kepercayaan dan pengujian keyakinan publik terhadap keberadaan dan kelangsungan OVN.
Agenda Lailo adalah program terpilih dan kegiatan tertentu di antara sekian banyak program strategis dan kegiatan teknis OVN. Lailo telah berjalan dan berlangsung beberapa kali. Acara Lailo 12 dipandu dengan baik dan nyaris sempurna dengan penampilan menarik dan memukau dari pembawa acara handal dan profesional.
Afolo Daeli dan Mestika Hulu sebagai pemandu dan pembawa acara tampil bekerjasama dengan saling melengkapi untuk mengorganisasikan penyelenggaraan acara. Penampilan sejumlah artis penyanyi terkemuka Kepni yang menyanyikan atau membawakan beberapa lagu Kepulauan Nias – semakin menyemarakkan acara. Ada Vantos Waruwu, Tice Halawa, Foiman Zega, Monalisa Zalukhu, Mutiara Zega, Triska Daeli, dan dua penyanyi cilik. Para artis penyanyi memukau hadirin dengan kualitas tampilan diri dan lagu yang baik dan terjaga.
Kualitas ini membawa hadirin ke dalam suasana “Keniasan”, seakan dan seolah hadirin penonton sedang berada di Kepulauan Nias. Suasana “Keniasan” tambah menonjol ketika Sanggar Tologu menampilkan Hombo Batu (Lompat Batu). Sanggar Tologu adalah sebuah sanggar adat seni budaya yang telah lama terbentuk di Jakarta. Komunitas Sanggar Tologu terdiri dari personil keanggotaan dan kepengurusan yang berasal dari Nias Selatan di Jakarta, yang sudah sering diundang dan mengisi berbagai acara di Jabodetabek dan daerah-daerah lain.
Komunitas OVN melalui personil dan grup menampilkan beberapa nomor kesenian dan kebudayaan Kepni secara kreatif dan inovatif dengan tetap menjaga dan merawat kemurnian nilai dan makna jenis dan wujud seni dan budaya yang ditampilkan. Penampilan personil dan grup OVN pada dasarnya untuk meletakkan dasar acara Lailo 12 ini dilaksanakan secara khusus. Kemudian untuk menyampaikan pesan kuat sosial kemanusiaan dan pesan kuat kultural kebudayaan sebagaimana tema acara.
Pertunjukan Lailo 12 dan penampilan personil dan grup OVN merupakan simbol yang melambangkan dan mengungkapkan “Saohagolo” (terimakasih) dan Mohon Doa Restu. Intisari perihal ini adalah berterimakasih dan memohon Doa restu kepada publik dan kepada siapapun yang sudah mendukung keberadaan dan mendorong kegiatan OVN sebelum dan setelah acara ini. Tampak jelas dan terasa kuat bahwa tampilan suguhan berbagai jenis dan wujud seni dan budaya yang dibawakan personil dan grup OVN adalah merupakan ungkapan dan ucapan terimakasih dan permohonan dukungan dan Doa restu.
Pada dasarnya, nomor atraksi yang ditampilkan adalah berupa jenis dan wujud yang akan ditampilkan dan dibawakan OVN dalam beberapa Festival Berkelas Atau Berskala Internasional yang diikuti OVN.
Pemimpin OVN Emanuel Constant Giawa (CG) “turun gunung” untuk turut bersama grup OVN meramaikan dan menyemarakkan acara Lailo 12. CG menyampaikan pemikiran secara umum dan pemaparan secara garis besar mengenai OVN beserta program dan kegiatan serta mengenai Lailo 12 dan sejumlah acara kegiatan dan festival bertaraf nasional dan internasional yang diikuti OVN.
Selanjutnya CG menyanyikan atau membawakan beberapa lagu relevan dan pilihan dengan memainkan dengan sendiri secara langsung alat musik. Baktiel Daeli tampil berperan atau bertindak sebagai pemain musik selama dan sepanjang acara Lailo 12. Jiwa roh semangat atau spritualitas dan keseluruhan batangtubuh OVN sesungguhnya dan sejatinya berada dan bergerak dalam kamar dan ranah kebudayaan.
OVN bukan berada dan tidak bergerak di kamar dan ranah politik, ekonomi, bahkan pariwisata. Meskipun OVN bertumbuh dan berkembang di lintasan wilayah kebudayaan namun pemikiran kebudayaan yang dikembangkan dan pekerjaan kebudayaan yang diselenggarakan OVN dapat berfungsi dan berdampak bagi peningkatan kualitas manusia dan masyarakat, pengembangan sosial dan pendidikan, pengkondisian perekonomian dan ekonomi kreatif, pendukungan pariwisata, perluasan ruang dan peluang kerja, dan lain-lain.
Filsafat dan doktrin ini dipegangi teguh dan dipedomani tekun oleh Emanuel Constant Giawa sebagai pemimpin (menejer) OVN bersama Benni Sidharta (Benno) sebagai Pelatih, Theresia Wahyuni Harefa, Mestika Hulu, Yuliana Diliami Wau, Arman Agusman Jaya Zalukhu, Tresia Solainibasi Gowae, Bonifasius Zebua, Citra Egos Megawati Zebua, dan jajaran komunitas grup OVN beserta seluruh pengurus dan anggota personil OVN.
Selama dan sebelum ini, OVN sudah menyelenggarakan berbagai rangkaian setiap acara Lailo di beberapa tempat atau gedung sederhana dengan alokasi atau durasi waktu yang memadai. Biasanya penyusunan acara dan penampilan atraksi seni merupakan dan menumbuhkan satu tarikan nafas seni dan budaya utuh yang saling menguati dan melengkapi.
Lagi pula kemasan acara dan atraksi pada dasarnya relatif memuaskan dan berdampak positif. Berdampak dalam konteks ini adalah berdaya guna dan berfungsi baik bagi penyaluran dan penerusan minat bakat berkesenian dan berkebudayaan Kepulauan Nias ; penanggapan dan penyaluran aspirasi kerinduan dan ketersentuhan lagu, musik, dan narasi seni dan budaya Kepulauan Nias ; pelestarian dan pengembangan kesenian dan kebudayaan Kepulauan Nias. Konstruksi dan substansi dari keseluruhan “Lailo”, sesungguhnya dan sejatinya melambangkan dan menyuarakan corak dan warna berkesenian dan berkebudayaan dalam konteks “Keniasan” (Kepulauan Nias).
Perihal ini semakin menunjukkan dan memastikan betapa tingginya, luasnya, dan besarnya nilai keluhuran dan keagungan seni suara, seni musik, seni tari, dan kesusastraan yang tumbuh terbangun dalam sebuah rangkaian tarikan nafas kebudayaan yang tergabung dan terpadu.
OVN pernah mengikuti sejumlah acara perlombaan yang bertaraf nasional dan internasional, misalnya diundang penyelenggara dan terlibat dalam “Bali International Choir Festival”. Juara 3 ketika diundang menjadi menjadi peserta untuk mengikuti Perlombaan Paduan Suara Nuansa Natal. Juga diundang Global TV dalam acara Super Deal bertemakan Natal dan bernuansa kultural (lagu-lagu daerah Kepulauan Nias).
Selanjutnya untuk masa depan ini, diundang sebagai peserta untuk mengikuti “Penabur International Choir Festival”. Kemudian “Jakarta World Choir Festival”. Rencana juga akan diundang sebagai peserta untuk mengikuti “Lomba Paduan Suara” di Singapore. Selanjutnya mengisi kegiatan CFD untuk melakukan publikasi dan sosialisasi kesenian dan kebudayaan melalui agenda mementaskan dan mempopulerkan lagu-lagu Kepulauan Nias. ( red )