TANJUNGPINANG, detikexpose.com- Tinggal menghitung Hari perayaan Tahun Baru Imlek 2569 jatuh pada tanggal 16 Februari 2018 sudah akan tiba,
tentu hal ini seluruh Saudara kita yang kekasih Keturunan Tionghoa bagian dari Warga NKRI
sudah pasti menyambut tahun baru imlek dengan Suka Cita. Untuk itu Ketua Dewan
Pengurus Cabang Himpunan Masyakat Nias Indonesia (DPC HIMNI) Kota Tanjungpinang,
Kijang dan Kawal sekitarnya Relawan Zai, A.Pi., M.A.P. beserta Jajarannya mengucapkan
Selamat Tahun Baru Imlek 2018 “GONG XI FA CAI“ kepada seluruh warga keturunan
Tionghoa yg merayakannya. Mudah-mudahan di tahun baru Imlek ini diberikan rezeki serta
kesehatan senantiasa tercurah serta kedamaian terus terpelihara.
Demikian halnya dalam menciptakan kerukunan beragama. Masyarakat Indonesia memeluk
agama yang berbeda, sudah barang tentu diperlukan toleransi sesama umat beragama.
Salah satunya dengan menciptakan Tri Kerukunan Umat Beragama, yang meliputi: kerukunan
internal umat beragama, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan antar umat
beragama dengan pemerintah. Jika kerukunan antar umat beragama terjalin dengan baik,
maka kehidupan dalam masyarakat pun akan terjalin dengan harmonis. Masyarakat akan
merasa aman dan damai hidup di Negara sendiri. Dengan semangat Bhineka Tunggal Ika
memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat,
bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air.
Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain .
Makna Bhineka Tunggal Ika yaitu meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas
beraneka ragam suku , agama, adat-istiadat yang bermacam-macam, bahasa dan lain
sebagainya, serat beribu-beribu pulau namun keseluruhannya itu merupakan suatu
persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut bukanlah
merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu dalam
satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan
negara Indonesia.
Oleh karena itu prinsip-prinsip nasionalisme itu tidak berat sebelah, namun justru
merupakan suatu sintesa yang serasi dan harmonis baik hal-hal yang bersifat lahir maupun
hal-hal yang bersifat bathin Prinsip tersebut adalah yang paling sesuai dengan hakikat
manusia yang bersifat monopluralis yang terkandung dalam Pancasila.(Red)