DETIKEXPOSE.COM, TANJUNGPINANG– Menanggapi isu negatif dari sejumlah media sosial (medsos) dan beberapa grup whatsapp (WAG) yang mengatakan, jika anugerah POTY di Metro TV dan anugerah Indonesia Award di INews didapatkan karena pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri telah membayar sejumlah uang kepada pihak TV terkait dan panitia penyelenggara.
Menurut Ansar, hal tersebut tidak benar dan berharap isu-isu seperti itu diminta Ansar jangan sampai ada. Ansar menilai, isu seperti itu sama sekali tidak mendidik, tidak membangun dan bahkan tidak mencerminkan sebagai bahasa yang keluar dari masyarakat Melayu yang selalu mengedepankan kesantunan dalam bertutur dan bertindak, bahkan cenderung provokatif.
“Pihak panitia sudah sejak jauh hari menghubungi kita melalui undangan resmi. Dan tidak serta-merta Kepri menjadi pemenang. Tapi ada seleksi dan eliminasi secara bertahap melalui tim penilai yang kita mengenal sangat kompeten dengan bidang keilmuannya. Jangan sampai isu kurang baik yang berkembang di internal kecil masyarakat kita tersebut mencederai perasaan banyak pihak. Kita sama-sama menjaga nama tim penilai dan penyelenggara, saya yakin mereka semua memiliki integritas yang tinggi dan tidak segampang itu mengobral integritasnya hanya untuk sejumlah rupiah. Dan saya tegaskan, kita memang tidak melakukan hal seperti itu,” tegas Ansar.
Sesuai dengan penjelasan dari undangan yang diterima oleh Pemprov Kepri sebelumnya, bahwa jumlah total Dewan Juri untuk penilaian anugerah POTY sebanyak 7 orang yang terdiri dari Don Bosco Selamun selaku Presiden Direktur Metro TV, Arief Suditomo selaku Pemimpin Redaksi Metro TV, dan Kania Sutisnawinata CEO medcom.id.
Disamping itu, ada nama Prof. Dr. Eko Prasojo selaku Guru Besar FISIP UI, Prof. Dr. Arif Satria Rektor IPB Bogor, Prof. Dr. dr Hari Kusnanto Epidemiolog UGM Yogyakarta, dan Hariyadi Sukamdani Ketua Umum APINDO.
Sebagaimana diketahui, bahwa Gubernur Kepri dan para penerima anugerah lainnya telah melewati tahap demi tahap seleksi penjaringan yang dilakukan oleh 7 orang tim penilai untuk 34 Provinsi se-Indonesia.
Diawali dengan tahap babak 16 besar, kemudian berhasil lolos ke babak 8 besar dan dilanjutkan ke babak 5 besar, hingga akhirnya dipilih 3 Gubernur terbaik.
“Mari kita selalu berfikir positif menanggapi apapun yang sedang terjadi. Agar pikiran kita lapang, sehingga ada ruang untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi yang kita miliki. Selalu saya sampaikan, mari kita bekerja dan jangan fokus pada apresiasi, sehingga mengabaikan kualitas hasil. Tapi fokuslah bekerja untuk menjaga kualitas hasil, In Shaa Allah apresiasi akan mengiringi,” pungkas Ansar.
Editor: Mendrofa